Pasang Iklan Gratis

Prestasi Dhirgham jadi mimpi anak Papua ke panggung lebih tinggi

 Senyum polos terpancar dari wajah seorang bocah berusia sembilan tahun. Dia berdiri di podium tertinggi Stadion Akuatik, pada Lukas Enembe Stadium, di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Tubuh mungilnya masih basah, namun sorot matanya begitu percaya diri. Dia adalah Dhirgham Haidar Irhab Sugarda, perenang cilik asal Kota Jayapura yang berhasil meraih enam medali emas pada Kejuaraan Daerah (Kejurda) Renang antar-klub se-Kota Jayapura 2025.

Bagi sebagian orang, prestasi itu mungkin mengejutkan. Namun bagi keluarga, guru dan pelatihannya, capaian tersebut adalah buah dari kerja keras, disiplin, dan semangat juang yang ditanamkan sejak dini.

Lahir di Jayapura pada 8 Desember 2016, Dhirgham tumbuh sebagai anak yang akrab dengan air. Hobi berenang yang mulai muncul di usia 5 tahun, kini menjelma menjadi jalan prestasi.

Dukungan keluarga dan sekolah

Dirgham adalah putra sulung dari AKP Sugarda Aditya yang kini menjabat sebagai Kasar Reskrim Polres Jayawijaya. Sejak awal, sang ayah dan ibu mendukung penuh minat anaknya.

Bagi orang tua, prestasi Dhirgham bukan hanya kebanggaan keluarga, tetapi juga bukti bahwa anak-anak Papua mampu bersinar di berbagai bidang.

"Dhirgham berhasil mengalahkan banyak pesaing seusianya dan dinobatkan sebagai atlet terbaik. Saya berharap prestasi ini menjadi motivasi, bukan hanya untuk dia sendiri, tetapi juga bagi anak-anak Papua lainnya agar berani bermimpi hingga tingkat nasional bahkan internasional," kata Sugarda Aditya.

Selain keluarga, sekolah juga memberi ruang bagi perkembangan Dhirgham. Papua National School (PNS), tempat ia menimba ilmu di kelas IV SD, mendukung sepenuhnya keseimbangan antara akademik dan olahraga. Tirsa, salah satu guru yang mendampingi, menilai prestasi tersebut menginspirasi murid lain.

"Dhirgham anak yang rendah hati, tapi memiliki tekad kuat. Kami bangga melihat dia bisa berprestasi di luar sekolah, dan itu memacu teman-temannya untuk berani ikut lomba," katanya.

Klub sebagai wadah prestasi

Di balik keberhasilan itu, ada peran penting. Dirgham berlatih di Cenderawasih Swimming Clup (CSC) Kota Jayapura, sebuah wadah pembinaan renang yang rutin melahirkan atlet usia dini.

Ibrahim, pelatih utama Dhirgham menyebutkan bahwa kunci keberhasilan anak didiknya yakni konsistensi latihan.

"Total medali emas yang diraih Dhirgham sebanyak enam emas, itu hasil dari kedisiplinan. Setelah lomba ini, kami akan mempersiapkan dia menghadapi Festival Akuatik Indonesia, yang mempertemukan klub renang dari seluruh Indonesia," jelas Ibrahim.

Selain teknis di kolam, pembinaan fisik juga sangat diperhatikan. Pelatih Fisik Dhirgham, Selvi menilai bahwa yang paling menonjol adalah mental bertandingnya.

"Dengan usia yang masih dini, Dhirgham sudah mampu bersaing dengan mental matang. Itu bukan hal biasa, karena banyak anak seusianya masih terbawa gugup tapi dia mampu mengontrol diri," katanya.

Dengan fasilitas bertaraf internasional seperti Stadion Akuatik Lukas Enembe dan dukungan klub-klub lokal, Papua memiliki fondasi untuk melahirkan perenang handal.

Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jayapura, Provinsi Papua Rocky Bebena pada kesempatan terpisah melalui sambungan telepon kepada ANTARA mengatakan, capaian Dhirgham adalah bukti bahwa pembinaan olahraga bisa melahirkan atlet-atlet muda potensial meski dalam keterbatasan anggaran.

Ia menegaskan KONI Kota Jayapura pada prinsipnya memberikan porsi yang sama bagi 48 cabang olahraga di daerah ini dalam hal pembinaan.

"Pembinaan cabang olahraga sejauh ini semuanya diberikan porsi yang sama melalui dana pembinaan KONI kepada 48 cabang olahraga. Seyogyanya, karena keterbatasan anggaran dari pemerintah kota maka kami mencoba agar setiap cabang olahraga berkolaborasi untuk menyelenggarakan kegiatan," katanya.

Rocky mengapresiasi kerja keras Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Jayapura yang telah menjadi wadah lahirnya Dhirgham.

Keberhasilan PRSI menggelar kompetisi rutin menjadi kunci terbentuknya ekosistem olahraga yang sehat bagi atlet-atlet muda di Kota Jayapura.

Enam medali emas

Kejurda Renang 2025 berlangsung pada 22-23 Agustus di Stadion Akuatik, sebanyak 257 atlet dari 10 klub ambil bagian, terbagi dalam kelompok umur 6-7 tahun hingga 14-15 tahun.

Suasana pertandingan begitu meriah, dengan dukungan penonton yang riuh memberi semangat.

Dhirgham tampil di kelompok umur 8-9 tahun dan turun di enam nomor lomba, dari gaya bebas hingga gaya dada, semuanya disapu bersih.

Dhirgham mereih medali emas pada 50 meter gaya bebas, dengan skor waktu 00:33.94.

Medali emas kedua diraih pada nomor 50 meter gaya punggung, dengan skor waktu 00:42.17.

Medali emas ketiga diraih pada nomor 50 meter gaya dada, dengan skor waktu 00:48.52.

Medali emas keempat diraih pada nomor 100 meter gaya dada, dengan skor waktu 01.43.51.

Medali emas kelima yang diraih pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu, dengan skor waktu 00:37.09.

Medali emas keenam yakni di nomor 100 meter gaya bebas, dengan skor waktu yakni 01.14.55.

Catatan waktunya jauh di atas rata-rata, sekaligus menunjukkan konsistensi performa. Tak heran jika panitia menetapkan sebagai atlet terbaik Kejurda 2025 untuk kelompok umur 8-9 tahun

Rutinitas latihan dan keseharian

Meski berprestasi, keseharian Dhirgham tak berbeda jauh dari anak sebayanya. Ia tetap belajar di sekolah, bermain bersama teman, dan meluangkan waktu bersama keluarga.

Bedanya, jadwal harian Dhirgham sedikit lebih padat karena harus menjalani sesi latihan rutin bersama klub.

"Biasanya selesai sekolah, dia latihan sore sekitar dua jam. Latihan fisik, teknik, dan simulasi lomba tetapi kami selalu tekankan agar tidak lupa sekolah dan istirahat cukup," kata pelatih, Ibrahim.

Bagi Dhirgham, berenang merupakan sebuah kesenangan bukan beban karena dirinya dapat meraih prestasi gemilang.

"Saya sangat senang bisa dapat medali emas. Saya ingin terus latihan supaya bisa ikut perlombaan di luar Papua untuk mengharumkan nama Papua di luar sana," kata Dhirgham dengan senyuman bahagia.

Prestasi Dhirgham tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga inspirasi bagi teman-teman sekolahnya. Banyak murid lain yang kemudian tertarik mencoba olahraga air.

Pihak sekolah pun berencana menjadikan prestasi Dhirgham sebagai motivasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

"Ketika ada satu anak yang berhasil, itu bisa memicu yang lain. Kami ingin anak-anak Papua melihat bahwa kesempatan berprestasi terbuka luas," ujar pelatih, Tirsa.

Kemenangan enam emas ini juga menjadi bukti potensi besar Papua dalam mencetak atlet renang.

Dengan fasilitas bertaraf internasional seperti Stadion Akuatik Lukas Enembe dan dukungan klub-klub lokal, Papua memiliki fondasi untuk melahirkan perenang handal.

Dengan pembinaan yang konsisten, Papua bisa mengirimkan atlet ke ajang nasional hingga internasional.

"Kita tidak kekurangan bakat, yang penting ada dukungan dan kesempatan bagi anak-anak Papua mengikuti kompetisi," ujar pelatih, Ibrahim.

Bagi Dhirgham, perjalanan masih panjang. Festival Akuatik Indonesia akan menjadi tantangan berikutnya. Jika mampu tampil gemilang di ajang itu, peluang menembus kejuaraan nasional bahkan pelatnas bisa terbuka.

Sugarda Aditya, orang tua Dhirgham menyadari hal itu. Ia menekankan bahwa prestasi saat ini hanyalah langkah awal bagi ananda.

"Saya selalu bilang ke Dhirgham jangan cepat puas, teruslah rendah hati, berlatih keras, dan hormat kepada guru serta pelatih," ujarnya.

Prestasi enam emas Dhirgham bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan cerita tentang sinergi keluarga, sekolah, pelatih dan klub dalam membentuk atlet muda. Dari kolam renang di Kota Jayapura, lahirlah harapan baru bagi renang Papua.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Dhirgham bukan hanya sekadar juara cilik hari ini, tetapi juga simbol bahwa anak Papua bisa bersaing dengan mental juara sejak dini.

Dari Kota Jayapura, seorang bocah berusia sembilan tahun telah memberi inspirasi besar, membuktikan bahwa mimpi anak Papua bisa melesat jauh, bahkan hingga ke panggung dunia.

0 Response to "Prestasi Dhirgham jadi mimpi anak Papua ke panggung lebih tinggi"

Posting Komentar