Bankir HSBC Bicara Dampak Penempatan Dana Pemerintah Rp 200 T ke Himbara
PT Bank HSBC Indonesia mengatakan dampak penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun ke sejumlah bank BUMN tidak bisa terlihat dalam waktu singkat. International Wealth and Premier Banking Director HSBC Indonesia Lanny Hendra menyatakan masih memantau perkembangan dampak kebijakan yang dilakukan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa itu.
Lanny menyatakan perlu waktu untuk mengukur dampak dari inisiatif pemerintah tersebut, namun HSBC Indonesia turut memonitor perkembangannya. “Menurut saya tidak ada yang instan, perlu waktu untuk melihat progres dari kebijakan itu,” ujarnya seusai peresmian Wealth Center baru HSBC Indonesia di Jakarta
Menurut dia, dampak langsung dari kebijakan tersebut lebih terlihat dari sisi penyaluran pinjaman atau kredit. “Kalau itu mungkin lebih ke lending, untuk bagaimana ekonominya bisa lebih baik,” ucapnya.
Sedangkan untuk segmen nasabah premier dampaknya tak begitu terlihat karena lebih cenderung menggunakan investasi dan portofolio. Sehingga, menurut dia, tak ada dampak langsung seperti persaingan antar bank imbas injeksi likuiditas dari pemerintah itu.
Pemerintah menempatkan uang di lima bank yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Jumlahnya diatur berdasarkan ukuran atau size bank. Di BRI, BNI, dan Bank Mandiri pemerintah menyimpan masing-masing Rp 55 triliun. Lalu di BTN disimpan Rp 25 triliun, dan BSI sebesar Rp 10 triliun.
Sebelumnya, Purbaya mengatakan sampai September 2025, sebanyak Rp 112,4 triliun dari dana Rp 200 triliun telah disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif. “Artinya lebih dari separuh dana yang ditempatkan sudah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Purbaya dalam konferensi pers APBN bulanan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Berdasarkan paparan Purbaya, per 30 September 2025, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit Rp 40,6 atau 74 persen dari total. Sedangkan Bank BRI telah menyalurkan kredit Rp 33,9 triliun atau 62 persen dari total. Lalu Bank BNI telah menyalurkan Rp 27,6 triliun atau 50 persen dari total.
Bank BTN telah menyalurkan 4,8 triliun atau 19 persen dari total dana pemerintah yang ditempatkan di bank itu. Sedangan Bank BSI telah menyalurkan Rp 5,5 triliun atau 55 persen dari total uang pemerintah yang ditempatkan.
Menurut Purbaya, pemerintah meletakkan Rp 200 triliun kas negara di Himbara untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap terjaga. “Dengan tingkat bunga rendah langkah ini mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih agresif,” ujarnya.


0 Response to "Bankir HSBC Bicara Dampak Penempatan Dana Pemerintah Rp 200 T ke Himbara"
Posting Komentar